Sejarah Kemunculan Filsafat Humanisme


Kata humanisme berasal dari istilah latin yakni humanis, manusia serta isme yang artinya aliran atau paham. Mengun Harjana berkata pengertian humanisme merupakan pandangan yang menekankan terhadap martabat manusia serta kemampuannya. Menurut pandangan tersebut, manusia memiliki martabat luhur dan dapat menentukan nasib sendiri serta dengan kekuatannya sendiri mampu mengembangkan dirinya serta memenuhi kepenuhan akan eksistensinya menjadi seorang paripurna.


Awalnya humanisme adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk mempromosikan harkat serta martabat manusia. Ini merupakan pemikiran etis yang menjunjung tinggi para manusia. Menurut filsafat humanism, manusia memiliki kedudukan istimewa dan berkemampuan lebih daripada makhluk lainnya lantaran memiliki rohani. Pandangan humanisme akan membuat manusia sadar kembali mengenai martabat dan harkat manusia termasuk sebagai makhluk sosial.

Pandangan dalam Filsafat Humanisme

Dalam pemakaian F.C.S Schiller serta William James, humanisme diangkat sebagai sebuah pandangan yang bertolak belakang dengan paham absolutism filosofis. Hal ini tidak kembali ke pandangan protagoras. Pasalnya pandangan James dan Schiller dianggap melawan hal absolut metafis dan bukan termasuk epistemologis yakni melawan dunia yang tertutup idealisme absolute. 

Oleh sebab itulah penekanannya kepada alam atau dunia yang terbuka, kebebasan manusia serta pluralisme. Terdapat pembagian sejarah humanisme yang berlangsung selama beberapa periode antara lain:

1. Zaman Antik

Orang romawi pada 2000 tahun lalu memakai kata humanis untuk memperlihatkan cita-cita yang mengusahakan sebuah pengembangan tertinggi etnis kultural kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik yang sempurna. Hal ini bersamaan dengan sikap baik hati serta kemanusiaan. Menurut tokoh Cicero, cita-cita dalam humanism berkembang di dalam stoa dengan tokoh Marcus Aurelius dan Sencea.

2. Pra Renaissance

Barangkali tahap inilah yang menjadi kunci kelahiran abad modern tepatnya abad ke 14 Italia dunia kristiani mulai menemukan adanya cita-cita kemanusiaan Romawi dan Yunani. Kemudian seni klasik pun mulai berkembang terutama pada patung-patung tubuh manusia yang memberikan sumbangan besar seni pada zaman itu. Manusia pun mulai ditempatkan sebagai salah satu pusat perhatian.

Selain itu pendidikan dianggap sebagai pengembangan manusia dan manusia pun dianggap tolak ukur kewajaran dalam kehidupan. Pada masa itu, teks kuno di dalam filsafat mulai diteliti oleh sastra dan diterjemahkan. Peranan Paus di Roma rupanya ikut dalam gerakan yang diusahakan untuk mendamaikan agama Kristiani dengan kebudayaan kuno atau Platu dan Socrates.

Ciri periode saat ini adalah wawasan yang tergolong luas, optimis penolakan terhadap kepicikan serta keadilan usaha. Dua tahap humanism tersebut adalah tahap pertama yang mengarah sekularisasi dunia Eropa tengah serta barat. Untuk tokoh humanisme kali itu adalah Tramus serta Rotterdam.

3. Tahap Humanisme Modern

Humanisme untuk beberapa bangsa Eropa berpengaruh apalagi dalam kehidupan rohani. Hal ini mendorong gereja mentransformasikan diri dari dalam serta mencoba kedalam kehidupan batin di sisi lain. Tepat abad 15 serta renaissance di abad 16, manusia menyaksikan gerakan pembaharuan dalam religius Eropa. Tepat di Eropa Utara, Devotie Moderne mengusahakan adanya pendalaman mistis.

Saat itu manusia menyaksikan kelompok yang sedang melakukan tapa. Kehidupan katolik pada abad 16 ditandai adanya kelompok mistik serta hidup rohani. Abad pertengahan terakhir setelah abad pencerahan berlangsung sesudah abad 15 dan 16. Ketika orang mencari alternatif untuk kebudayaan tradisional yang mana sama sekali diresapi oleh suasana kristiani, perhatian diarahkan kepada satu-satunya kebudayaan lain dan mereka kenal yakni kebudayaan Romawi dan Yunani.

Bagikan: