Kembalinya Dinasti Politik Korup di Filipina dan Kemungkinan Manipulasi Sejarah


Ferdinand Marcos Jr atau yang lebih dikenal dengan nama Bongbong belum lama ini maju sebagai salah satu calon Presiden Filipina dalam  pemilu yang terselenggara pada tanggal 9 Mei 2022 lalu. Dari saat ia mencalonkan diri saja, banyak orang yang memperkirakan ia akan menjadi pemenangnya. Bongbong dikenal memiliki ayah seorang diktator yang kejam sedangkan sang ibu populer karena banyaknya koleksi sepatu mahal miliknya.

Kemenangan Bongbong sudah terlihat jelas dalam kampanye terakhir di hari Sabtu sebelumnya yang mana para pendukung Bongbong mengelu-elukan jika Marcos Jr sebagai calon presiden Filipina berikutnya. Tak hanya itu, berbagai survei memperlihatkan kemungkinan besar ia menjadi pemenang dan presiden negara Filipina selanjutnya. Kendati demikian peluang kemenangan Marcos Jr ini membuat khawatir kalangan aktivis, pengamat politik serta pemimpin gereja di sana.

Kembalinya Dinasti Marcos ke Politik
Melansir dari halaman media setempat, kembalinya dinasti Marcos ke atas panggung politik dimotori oleh kemarahan kalangan publik atas kemiskinan dan kasus korupsi yang berlarut-larut di bawah kepemimpinan diktator saat ini serta dukungan setia selama bergenerasi juga campur tangan dari media sosial.

Keluarga Marcos sendiri digulingkan melalui revolusi rakyat yang terjadi tepat tahun 1986 silam dan selama ini sudah menjadi simbol dunia untuk kasus korupsi. Dokumen pengadilan dan laporan independen memberikan bukti tak terbantahkan mengenai terjadinya pelanggaran hak asasi serta penyalahgunaan kekuasaan saat masa kepemimpinan Marcos. 

Saat masa revolusioner merangsek masuk ke dalam Istana Presiden, mereka menemukan Jacuzzi berlapis emas, foto keluarga yang mewah, 508 gaun, 15 mantel bulu serta paling terkenal adalah 3.000 pasang sepatu kepunyaan istri Marcos. 

Namun kini Bongbong merupakan salah satu kandidat presiden serta para pendukungnya justru mengabaikan sejumlah fakta tersebut. Pihak kubu pesaing berkata itu lantaran pengaruh sosial media yang menyebarkan berita sesat serta menyelewengkan sejarah dan tuduhan tersebut pun dibantah oleh keluarga Marcos.

Tetapi selama bertahun-tahun, sosial media Facebook menjadi sebuah ajang postingan propaganda serta akun anonim yang justru membela keluarga Marcos. Manipulasi sejarah masa lalu tersebut sangat massif serta menyebar sehingga orang menjadi terbuai bahkan menganggap berita sesat merupakan sebuah kebenaran.

Narasi yang sering digaungkan yaitu masa kepemimpinan Marcos adalah era keemasan Filipina walaupun ekonomi sebenarnya sudah kocar kacir bahkan utang negara menumpuk di dalam bank asing. 

Warisan dan Kesetian Pendukung

Di samping itu pendukung Bongbong sendiri cukuplah banyak salah satunya Jesus Bautista usia 71 tahun yang berasal dari Manila. Biasanya Bautista memulung sampah di gunungan sampah yang terkenal dengan nama Gunung Asap lantaran tempat itu merupakan kumpulan sampah mudah terbakar serta berasap.

Pada tahun 1983 silam, dia ditawari bekerja penuh dan kemudian pensiun di dinas lalu lintas kota. Kala itu istri Marcos yakni Imelda Marcos ditunjuk sebagai Gubernur kawasan Metro Manila. Inilah yang membuat Bautista menurutnya memiliki utang budi dengan Imelda lantaran sudah memberikannya pekerjaan tersebut.

Walaupun Imelda telah didakwa bersalah atas penjarahan uang rakyat sebesar USD 10 miliar, ia mengaku tetap akan memilih putra Imelda dalam pemilu tahun ini. Bautista berkata ia tidak pernah melihat Imelda korupsi. Bahkan menurutnya kabar itu hanya omongan dan berkata kemungkinan musuh mereka yang ingin merusak nama Imelda. 

Padahal ada banyak orang yang menyaksikan sendiri bagaimana massa menyerbu istana Marcos salah satunya ada jurnalis asal Amerika Serikat bernama Jim Laurie. Ia berkata melihat ratusan gaun mewah serta pakaian berlabel dari Bergdorf Goodman di kota New York juga toko terkenal lainnya di kawasan Roma dan Paris.

Bagikan: