Strategi Meningkatkan dan Menciptakan Budaya Membaca

Seorang anak perempuan yang tertarik membaca

Kita sudah tahu bahwa membaca secara teratur sangat penting untuk meningkatkan keterampilan literasi anak dan kinerja akademik secara keseluruhan. Namun, membaca memiliki banyak manfaat yang jauh lebih besar daripada prestasi akademik yang diukur oleh sebuah penelitian di Amerika Serikat.

Hasil penelitian menemukan bahwa orang yang membaca lebih berempati terhadap sesamanya dan lebih ingin tahu dan terbuka terhadap orang lain yang mungkin terlihat atau hidup berbeda dari diri mereka sendiri. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca lebih mampu mengatasi stres dan trauma dengan menemukan cerita seperti mereka sendiri di halaman buku. Membaca meningkatkan pemahaman kita tentang identitas kita sendiri, meningkatkan empati, dan memberi kita wawasan tentang pandangan dunia orang lain.

Membaca berarti duduk dengan buku dan membalik halaman saat sebuah buku dibuka. Namun, hari ini itu berbeda karena penggunaan gadget lebih bisa menjangkau buku-buku maupun artikel. Dalam tinjauan penelitian dan data yang ada, Common Sense Media menemukan banyak bukti yang menunjukkan tren mengkhawatirkan dalam kebiasaan dan kemampuan membaca anak-anak dalam beberapa dekade terakhir. Namun, studi penelitian belum menetapkan bagaimana teknologi membaca digital yang semakin lazim, seperti e-reader dan komputer tablet, mempengaruhi kebiasaan membaca siswa.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tiga puluh dua persen anak usia 15 hingga 17 tahun tidak membaca buku selama musim panas, dibandingkan dengan 22 persen pada tahun 2016. Jumlah anak usia 9 hingga 11 tahun yang tidak membaca meningkat dua kali lipat, dari 7 persen menjadi 14 persen. 

Beberapa strategi ini dapat membantu untuk menanamkan kebiasaan membaca:

Kita membutuhkan banyak akses ke perpustakaan di daerah setempat

Jika kita ingin budaya membaca di komunitas kita, kita harus mulai dengan membiasakan orang-orang dengan buku. Buku yang ingin dibaca orang. Masyarakat membutuhkan akses perpustakaan di sekolah, rumah dan di pusat-pusat komunitas yang memiliki koleksi menarik. Dengan maraknya akses perpustakaan, maka dengan sendirinya budaya membaca akan meningkat. 

Berpartisipasi dalam Diskusi di lingkungan setempat

Aktif dan sering ikut dalam diskusi memberikan banyak pengetahuan, karena adanya proses interaksi antar individu. Dimulai dari diskusi-diskusi kecil-kecilan di lingkungan komunitas, lalu kembangkan kegiatan tersebut dengan berkolaborasi dengan jejaring-jejaring komunitas diskusi lainnya, dengan tujuan bahwa memang keterbukaan terhadap pikiran mampu meningkatkan pemahaman akan pengetahuan. 

Kita perlu membuat buku lebih terlihat menarik

Memiliki lebih banyak tampilan buku menarik di ruang kelas, sekolah, perguruan tinggi, tempat kerja, pusat komunitas dapat memainkan peran penting. Papan buletin yang menampilkan buku-buku terbaru atau pojok peminjaman buku akan berguna membantu orang untuk mengetahui buku mana saja yang baru dan lama, sehingga orang tidak akan melewatkan buku yang seharusnya memang dia baca karena khawatir akan dipinjam oleh orang lain lebih dulu. Karenanya, budaya baca dapat meningkat dengan hadirnya buku-buku koleksi terbaru. 

Mereka yang dewasa harus menjadi teladan dalam membaca

Memberi teladan membaca adalah cara terbaik untuk mendorong orang lain membaca. Pendidik, pemimpin, dan orang tua harus menjadi teladan membaca. Juga memberikan ceramah buku spontan agar dapat membantu orang lain menyiapkan kembali minat mereka untuk membaca. Mereka yang dewasa juga harus membantu dalam memberikan pemahaman akan pentingnya budaya membaca, sehingga anak-anak nanti dapat memahami arti penting dari kebiasaan membaca setiap hari juga dapat menciptakan budaya membaca. 

Perluas wawasan dengan membaca banyak buku

Membaca memiliki peranan penting dalam melatih kedewasaan seseorang. Membaca satu buku dirasa belum cukup untuk mencapai puncak terdalam dari samudra ilmu pengetahuan yang sangat luas dan dalam. Karena itu perluas lagi wawasan kalian dalam membaca melalui media internet, artikel, blog, youtube, buku terkait dan lain sebagainya.

Membentuk Kelompok membaca secara daring

Pengalaman mengajar membaca melalui daring, mungkin tidak sepenuhnya sama dengan dengan luring, namun di masa-masa pandemi seperti aktivitas membaca merupakan poin penting bagi perkembangan anak-anak terutama berkaitan dengan upaya menciptakan budaya membaca. Karena itu pemanfaatan platform digital seperti zoom, gmeet dll untuk membaca bersama ataupun berdiskusi, merupakan pilihan utama dalam mengatasi kendala seperti ini. 

Memandu anak dalam membaca atau membaca bersama-sama

Memandu anak ketika sedang membaca dapat memberikan motivasi serta penjelasan mengenai bacaan yang sedang dibaca. Pola pikir serta imajinasi anak-anak cenderung terbatas, untuk itu buku-buku bergambar merupakan salah satu rekomendasi agar pola pikir dan imajinasinya terbentuk. Selain itu, membaca bersama-sama juga cukup menyenangkan mengingat anak-anak harus menyesuaikan diri dengan teman sebayanya sekaligus bertukar ketertarikan satu sama lain. 

Memanfaatkan media digital dalam program membaca harian

Perkembangan teknologi memang begitu pesat, artikel-artikel seputar pengetahuan maupun e-book merupakan opsi penting dalam meningkatkan budaya baca kita. Karena itu penting sekali untuk menyimpan berbagai koleksi buku maupun artikel supaya kita bisa tetap membaca dengan kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan untuk membaca buku fisik. 

Bagikan: