Ganja Medis: Alternatif Pengobatan Penyakit dan Problem Legalisasi nya

Kandungan zat yang terdapat dalam Ganja Medis memberikan banyak manfaat dalam kesehatan

Mengenai Ganja Medis baru-baru ini ramai diperbincangkan mengenai khasiat ganja sebagai alternatif pengobatan berbagai penyakit. Penggunaan ganja untuk tujuan medis juga sudah berlaku di beberapa negara seperti misalnya Thailand yang baru-baru ini melegalkan ganja untuk alternatif pengobatan. Berbeda dengan ganja yang sering disalahgunakan, Ganja medis ditujukan untuk pengobatan mengingat banyak zat-zat terkandung dalam ganja memberikan efek positif seperti diantaranya; peningkatan nafsu makan, mengurangi kejang otot, meredakan gejala setelah kemoterapi dll.

Disamping banyaknya manfaat ganja medis sebagai salah satu alternatif pengobatan, ada peraturan ketat yang membuat pemanfaatan ganja medis sulit untuk direalisasikan. Dalam UU No 35 tahun 2009 lebih spesifik dalam pasal 6 menjelaskan bahwa ganja merupakan salah satu dari narkotika golongan 1 disamakan dengan heroin, ekstasi, kokain, opium dan lain sebagainya. Pasal ini membuat posisi ganja dalam rangka untuk dijadikan sebagai pengobatan medis terbilang cukup sulit. Sanksi bagi mereka yang melanggar aturan mengenai penyalahgunaan narkotika golongan 1 sesuai dengan pasal 127, ayat (1) UU tentang Narkotika bahwa sanksi yang diberlakukan adalah ancaman pidana penjara selama kurang lebih 4 tahun. 

Karena itu pemanfaatan ganja medis di Indonesia mengalami kendala terutama dalam regulasi tentang narkotika. Beberapa aktivis pegiat legalisasi ganja dalam pengobatan medis, berupaya untuk mengeluarkan ganja dalam golongan narkotika 1. Regulasi dan ketidakjelasan aturan dalam penentuan ganja membuat efek positif dari ganja medis menjadi sia-sia. Pemerintah tidak pernah benar-benar serius dalam upaya melegalisasikan ganja sebagai salah satu pengobatan medis. Padahal manfaat ganja medis dibutuhkan beberapa orang yang memiliki penyakit tertentu karena ganja dianggap cukup efektif menekan pengaruh efek samping dari beberapa penyakit.

Sekilas Tentang Ganja Medis

Berbeda dengan daun ganja yang sering disalahgunakan untuk bersenang-senang atau nge-fly, ganja medis memiliki banyak manfaat asalkan penggunaan dosis nya disesuaikan dengan keadaan. Ganja medis memiliki peran besar dalam berbagai penyakit serta mampu memberikan seseorang rasa tenang jikalau khawatir tentang kondisi penyakitnya.

Ganja sendiri memiliki kandungan lebih dari 600 zat kimia, dan beberapa diantaranya memiliki efek positif sebagai salah satu pengobatan. Tetrahydrocannabinol atau lebih dikenal THC memiliki efek seperti meredakan atau mengurangi rasa sakit, pusing kepala, dan kejang-kejang.

Selain THC, kandungan ganja yang cukup bermanfaat adalah CBD Tphytocannabinoid cannabidiol. Efek dari CBD adalah meredakan rasa gelisah, anti-inflamasi, dan epilepsi akan cukup efektif CBD ini digunakan untuk para lansia yang kebanyakan sudah akut penyakitnya. Kedua zat kimia ini menjadi keunggulan dalam pemanfaatan ganja medis. Walaupun beberapa pakar masih melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek-efek ganja tersebut terutama mengenai efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian ganja. Namun mereka juga sepakat bahwa selama pemakaian ganja medis tidak berlebihan dan disesuaikan dengan dosis yang telah ditentukan.

Baca Juga: Biografi Ilmuwan Perempuan

Problem Legalisasi dan Stigma Ganja

Semenjak ganja mulai dikategorikan sebagai salah satu narkotika dan juga peredarannya dilarang pada tahun 1961, muncul banyak isu yang berkembang di masyarakat. Pada tahun 1976 Indonesia memberlakukan UU nomor 9 (sekarang berganti menjadi UU No 35 tahun 2009) tentang pelarangan, penyalahgunaan, pengedaran ganja sebagai narkotika golongan I, stigma masyarakat mulai berubah. Ganja seringkali dianggap sebagai barang berbahaya yang tak layak untuk dikonsumsi bahkan menyebut ganja saja merupakan hal tabu bagi masyarakat. Padahal asal pengilegalan ganja konteksnya adalah penyalahgunaan bukan pemanfaatan ganja untuk tujuan medis.

Sudah barang tentu ganja perlu disingkirkan dalam kehidupan mengingat efek buruk yang ditimbulkan. Tetapi banyak yang tidak tahu akan manfaat dan khasiat ganja sebagai bahan pengobatan. Riset mengenai ganja juga menjadi hal tabu dikarenakan persepsi masyarakat terhadap ganja sudah terlanjur buruk. Baru beberapa tahun belakangan buku pertama yang berjudul HIKAYAT POHON GANJA ditulis oleh LGN (Lingkar Ganja Nusantara), membahas mengenai dampak positif dari ganja yang selama ini tidak diketahui masyarakat. Buku ini memberikan banyak data dan riset ilmiah mengenai kandungan ganja sebagai salah satu pengobatan. Selain itu, dalam buku ini juga, menjelaskan mengenai sejarah panjang penggunaan ganja sebagai alat ritual, masak, pengobatan dll.

Untuk itu penting sekali membuka ruang bagi ganja medis sebagai salah satu tumbuhan yang memberikan manfaat secara medis demi keberlangsungan kehidupan manusia.

 

Bagikan: